
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan agen BIN Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra menyebut dalang di balik demo besar-besaran yang terjadi sejak 25 Agustus berasal dari Geng Solo.
Geng Solo seringkali dikenal dengan orang-orang yang ada di pihak Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Seperti diketahui, meski kini pimpinan telah berganti yakni jabatan Presiden diemban oleh Prabowo Subianto, tapi Jokowi disebut masih memegang kekuasaan. Hal inilah kemudian yang memantik isu matahari kembar.
Bahkan sejumlah menteri yang tergabung dalam kabinet Merah Putih saat ini masih kerap menemui Jokowi di Solo.
Sri Radjasa menilai, orang-orang Jokowi sengaja dipasang untuk melekat di Istana.
Aksi yang terjadi beberapa hari ini dinilai tidak murni gerakan rakyat atau organik.
“Operasi garis dalamnya sudah masuk ke dalam pekarangan rumah Pak Prabowo. Orang-orang Jokowi yang hari ini melaksanakan operasi garis dalam. Termasuk demo ini,” jelasnya.
Bahkan terkait penanganan demo, polisi dengan membuka ruang bagi tentara untuk melakukan pengamanan.
“Tidak lazim, ketika polisi membuka ruang untuk tentara masuk membuka ruang terlibat dalam penanganan demo. Karena bagi polisi, ini adalah bentuk superioritas polisi yang tidak boleh diganggu gugat,” ujarnya.
Yang paling mengerikan lagi kata dia, asintel Kostrad kemarin memberikan pengarahan kepada massa demonstrasi.
“Waduh, ini kerawanan. Kalau saja terjadi perlawanan atau terjadi misalnya pelemparan,” tuturnya.
Lebih lanjut kata dia, tentara tanpa sadar digiring keliling ground oleh parcok ini. Inilah political terorism, karena sasarannya terukur dan terpilih yaitu anggota dewan agar DPR jangan coba-coba melakukan upaya pengungkapan kasus-kasus Jokowi apalagi pemakzulan Gibran.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: