Gerakan 17+8, Bivitri Susanti Ungkap Tiga Basis Kekuatan

2 hours ago 4
Pakar hukum tata negara, Bivitri Susanti. (ANTARA/Narda Margaretha Sinambela)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pakar Hukum Tata Negara, Bivitri Susanti bicara soal Gerakan 17+8.

Lewat podcastnya di Channel YouTube Diskursus Nets, Bivitri bicara banyak soal gerakan ini.

Gerakan 17+8 ini awalnya hadirnya dari aksi demonstran besar-besar di beberapa wilayah Indonesia pada Agustus lalu.

Menurut Bivitri hadirnya gerakan ini menjadi sesuatu yang positif karena menjadi simbolisasi.

Simbolisasi yang dimaksud atas beberapa warna gerakan yang hadir di Indonesia saat itu.

“Kalau saya melihatnya positif, karena saya melihat gerakan 17+8 itu merupakan simbolisasinya warna yang digunakan secara luas,” katanya.

“Jadi, 17+8 itu cara berkomunikasinya mudah didapat. Saya melihatnya yang terlibat ada persekutuan,” tambahnya.

Ia pun memetakan gerakan 17+8 yang bergerak pada bulan Agustus lalu itu bergerak dengan tiga kelompok.

Ada yang memang sudah lama bergerak dengan tujuan memberikan pembaruan dan menyampaikan kritik.

“Tapi yang ikut bergerak bersama Agustus-September ini ada tiga kelompok. Ada kelompok yang dari dulu sifatnya membahas pembaruan, kritik,” tuturnya.

Kemudian untuk dua kelompok lainnya disebut merupakan masyarakat atau kelompok yang marah terhadap Pemerintah.

Dan satu lainnya merupakan gerakan yang dilakukan oleh para influencer yang punya basis dan kekuatan di media sosial.

“Tapi ada kelompok kedua yang marah, emosi aja karena kekuatan sosial media. Dan kekuatan yang ketiga para influencer yang di tengah-tengahnya,” jelasnya.

“Mereka punya kekuatan di sosial media yang luar biasa dengan pendidikan dan disatu sisi butuh konten tapi mereka paham,” terangnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |