FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Jelang 100 hari pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Analis Komunikasi Politik, Hendri Satrio menyebut Program-program strategis masih terhambat oleh keterbatasan anggaran.
Hendri mencatat bahwa dalam berbagai pidatonya, Prabowo sering kali menyinggung kondisi kas negara. Ia menilai, banyak pernyataan Prabowo yang pada akhirnya bermuara pada isu keuangan negara yang sedang tidak memiliki dana yang cukup.
"Beberapa kali dalam pidatonya, seperti saat membahas usulan kepala daerah dipilih oleh DPRD, rencana pengampunan bagi koruptor, persoalan industri sawit, hingga keluhan tentang beratnya menjadi presiden, Prabowo seolah ingin menyampaikan bahwa negara sedang kekurangan uang dan membutuhkan pemasukan lebih besar," ujar Hendri pada keterangan resmi yang diterima redaksi fajar.co.id, Jumat (24/1/2025).
Lebih lanjut, Hendri menyoroti bahwa beberapa program unggulan Prabowo, seperti makan bergizi gratis dan pelunasan utang UMKM, cenderung bersifat belanja negara yang besar.
Sementara itu, satu-satunya kebijakan yang berpotensi meningkatkan pendapatan negara, yakni kenaikan tarif pajak dari 11 persen menjadi 12 persen, justru dibatalkan.
"Kondisi keuangan negara yang terbatas ini akhirnya berdampak pada program-program yang terhambat, seperti makan bergizi gratis yang hanya dianggarkan Rp 71 triliun dan diperkirakan hanya bertahan hingga Juni. Lantas, bagaimana dengan pendanaan program lain seperti dukungan untuk UMKM?" kata Hendri.
Hendri juga menyoroti pernyataan Prabowo yang beberapa kali menegaskan tingginya biaya politik di Indonesia.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: