Herwin Sudikta: Siskamling Bukan Nostalgia, tapi Narasi Halus Darurat Militer

8 hours ago 6
Pegiat Medsos, Jhon Sitorus

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Perintah pengaktifan kembali pos sistem keamanan lingkungan (siskamling) yang diungkapkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian mendadak jadi perbincangan publik.

Pegiat Medsos, Herwin Sudikta, kebijakan menghidupkan kembali pos ronda tidak hanya soal keamanan, tetapi juga punya dimensi politis.

"Pos ronda dihidupkan kembali. Alasan resmi, menjaga keamanan lingkungan. Alasan terselubung, arena bermain untuk anak raja yang sudah kehabisan wahana politik," ujar Herwin kepada fajar.co.id, Selasa (9/9/2025).

Ia menyinggung keterlibatan Wapres Gibran Rakabuming Raka yang ikut ronda sebagai sinyal panggung politik semakin sempit.

"Peran Fufufafa sudah terlalu minimalis, panggung makin sempit. Maka tugas pengasuh agung adalah mencarikan tempat baru buat latihan main negara-negaraan," sebutnya.

Herwin juga menyebut pengaktifan kembali siskamling bukan hanya nostalgia masa lalu, tetapi ada narasi yang lebih serius di baliknya.

"Menghidupkan kembali pos siskamling bukan sekadar nostalgia keamanan kampung. Ia adalah narasi halus darurat militer yang dipoles jadi partisipasi warga," tegasnya.

Lebih jauh, Herwin menyindir keberadaan Gibran Rakabuming dalam konsep ronda ini.

"Bedanya, kali ini ada Dansatronda Fufufafa, sang putra mahkota Solo yang ruang bermainnya makin minimalis sebagai pemimpin ronda," Herwin menuturkan.

"Dari istana ke pos ronda. Dari dinasti ke ronda-rondaan. Selamat datang di Republik Pos Kamling. Republik kentongan pun resmi lahir," kuncinya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |