
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah, diikuti saham-saham emiten blue chip yang kompak terkapar.
Nilai tukar rupiah pun melemah tajam, sementara dolar AS justru menguat.
Kondisi ini memicu komentar menohok dari pegiat media sosial, Herwin Sudikta.
Ia menilai situasi saat ini mirip dengan peristiwa pada tahun 2010 lalu.
“IHSG rontok, blue chip tiarap. Rupiah ngos-ngosan, dolar joget-joget,” kata Herwin kepada fajar.co.id, Selasa (9/9/2025).
Herwin bahkan menyebut situasi ini seperti deja vu, perasaan yang seolah-olah pernah mengalami atau melihat sesuatu sebelumnya.
Dikatakan Herwin, pola yang terjadi saat ini mengingatkan pada momen ketika salah satu pejabat ekonomi penting mengundurkan diri pada 2010.
“Deja vu? 2010 juga begini. Waktu itu siapa yang mundur? Sri Mulyani,” sebutnya.
Herwin juga mengkritisi ketergantungan perekonomian Indonesia terhadap satu sosok tertentu seperti sosok Sri Mulyani Indrawati.
Ia mempertanyakan mengapa stabilitas ekonomi seakan hanya bergantung pada individu, bukan pada sistem yang kokoh.
“Kenapa cuma satu orang ini saja yang bisa jadi remote control ekonomi RI?” tulis Herwin.
Untuk diketahui, Sri Mulyani Indrawati bukan kali pertama meninggalkan jabatan menteri dalam kabinet pemerintahan.
Sebelumnya, pada Mei 2010, ia memutuskan mundur dari posisi Menteri Keuangan di tengah panasnya isu Bank Century.
Setelah pengunduran dirinya, Sri Mulyani mendapat tawaran prestisius dari Bank Dunia sebagai Managing Director atau direktur pelaksana.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: