
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Makassar Timur mendesak adanya reformasi total di tubuh Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Dorongan ini muncul menyusul berbagai kasus yang mencoreng citra kepolisian, termasuk tindakan represif aparat serta penanganan yang dinilai tidak transparan dalam kasus pembunuhan driver ojek online, Affan Kurniawan.
Ketua PC IMM Makassar Timur, Raihan Renanda H, menyampaikan bahwa Polri perlu melakukan pembenahan menyeluruh, tidak hanya dalam aspek internal tetapi juga pada sistem pengawasan dan akuntabilitas publik.
“Kami menuntut reformasi total Polri agar kembali menjadi institusi yang benar-benar mengayomi dan melindungi rakyat. Polri tidak boleh dibiarkan menjadi alat kekuasaan yang justru menakut-nakuti masyarakat,” ujar Raihan dalam keterangannya dikutip Senin (2/9/2025).
Ia menambahkan bahwa tindakan represif aparat bukanlah hal baru, melainkan peristiwa berulang.
“Kejadian kekerasan aparat terhadap rakyat di Makassar tahun 2004 di mana Polisi Masuk menyusuri kampus UMI dan memukuli Mahasiswa, lalu kembali terulang di tahun 2019, dan kini pola represif itu muncul lagi. Padahal, seharusnya Polri menjamin keamanan para demonstran, bukan justru menindas mereka. Ruang-ruang dialog harus dibuka agar aspirasi masyarakat bisa tersampaikan dengan damai,” ujar Raihan.
IMM Makassar Timur juga meminta Presiden untuk mencopot Kapolri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas berbagai kasus yang merusak citra kepolisian.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: