Kemana Polisi Saat Gedung DPRD Dibakar?

3 hours ago 2
M. Yunasri Ridhoh (Dosen Pendidikan Kewarganegaraan UNM)

Oleh: M. Yunasri Ridhoh (Dosen Pendidikan Kewarganegaraan UNM)

FAJAR.CO.ID, OPINI -- Dua kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah—DPRD Sulawesi Selatan dan DPRD Kota Makassar—hangus terbakar. Yang paling mengejutkan, menurut banyak kesaksian, hampir tidak ada anggota kepolisian yang berjaga secara resmi di lokasi saat unjukrasa berlangsung.

Padahal, kedua kantor itu jelas merupakan titik vital, terutama di tengah situasi unjuk rasa yang sudah diperkirakan akan berlangsung massif, sebagai bentuk respon atas kebijakan pemerintah, dan peristiwa di Jakarta, yang mengakibatkan Affan, seorang driver ojol meninggal akibat dilindas kendaraan taktis Brimob.

Belakangan, kepolisian memberikan klarifikasi, bahwa mereka kalah jumlah, kalah peralatan, sehingga tidak mampu menghalau massa. Alasan itu rasanya sulit dipercaya dan diterima akal sehat. Sebab, hari itu memang tak ada personel pengaman di lokasi aksi, belum lagi pengalaman kita menyaksikan unjukrasa di Makassar selama ini menunjukkan polisi hampir selalu hadir dalam jumlah besar. Bahkan, aksi-aksi demonstrasi sebelumnya yang jauh lebih masif, aparat tetap mampu mengurai kerumunan, meski sering berujung bentrokan.

Mengapa kali ini berbeda? Mengapa gedung DPRD justru dibiarkan tanpa pengamanan berarti hingga luluh lantak dilahap api? Padahal di Gedung DPRD Kota malam itu sedang berlangsung Sidang Paripurna yang dihadiri Walikota Makassar. Apakah ini bentuk dari ketidakberdayaan, kelalaian, atau malah kesengajaan?

Personel dan Peralatan Kurang?

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |