
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, sama-sama punya komitmen pendidikan khusus untuk mencetak tenaga pengawas obat dan makanan di Indonesia.
Terkait hal ini, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar menyebut untuk pendidikan khusus dalam mencetak tenaga pengawas obat dan makanan di Indonesia belum ada.
Karena alasan itulah, hal ini dianggap perlu untuk dihadirkan khususnya lembaga pendidikan yang secara spesifik menyiapkan SDM di bidang tersebut.
“Pegawai yang kami terima selama ini memiliki latar belakang pendidikan berbeda dengan yang dibutuhkan dalam pengawasan obat dan makanan,” kata Ikrar.
“Karena itu dibutuhkan pendidikan khusus agar mereka benar-benar siap, sehingga tidak perlu lagi adaptasi dengan biaya besar,” sebutnya.
Khusus untuk bidang pengawasan obat dan makanan tidak bisa dipandang sekadar penyuluhan
Menurutnya dianggap perlu hadirnya orang-orang yang punya keterampilan teknis dan pengujian laboratorium yang ketat.
“Bagi seorang ahli, ia memang sudah memiliki pemahaman dasar, namun dalam praktik tetap harus melalui standar uji laboratorium,” paparnya.
Sementara itu, Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengungkapkan sudah ada proyek nasional BPOM pertama di Indonesia.
Andi Sudirman proyek ini nantinya akan dilaksanakan atau dibangun di Kabupaten Maros.
“Kita sudah menandatangani penyerahan tanah dan MoU. Nanti ada afirmasi untuk anak-anak berprestasi yang mendapat rekomendasi dari kepala daerah dan gubernur,” sebut Andi Sudirman.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: