FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Program 'Lapor Mas Wapres' yang digagas Wakil Presiden Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, mendadak mendapatkan sorotan baru-baru ini.
Bagaimana tidak, setelah pada awal dicetuskan, program ini dinilai mampu menjadi jawaban keresahan masyarakat kecil yang kadang tidak diperhatikan.
Alih-alih menjadi jawaban, bahkan nomor telepon yang dicantumkan dalam pamflet yang tersebar pun disebut tidak bisa dihubungi.
Seperti yang beredar di media sosial X, tidak sedikit yang kesal lantaran pesan yang dikirimkan ke nomor tersebut tidak sampai. Hal itu ditegaskan pesannya hanya centang satu di aplikasi WhatsApp.
Pengamat ekonomi dan politik Anthony Budiawan mengatakan, program tersebut menggambarkan siapa Gibran sebenarnya.
"Sebuah kekonyolan politik akibat memperoleh wapres yang tidak layak baik secara persyaratan maupun kemampuan," ujar Anthony kepada fajar.co.id, Jumat (31/1/2025) malam.
Dikatakan Anthony, program Lapor Mas Wapres menunjukkan ketidakpahaman terhadap sistem presidensial dimana Presiden sebagai memegang kekuasaan penuh.
"Sedangkan wakil presiden tidak mempunyai kekuasaan apapun, termasuk tidaki fungsi koordinasi dengan menteri," cetusnya.
Menurut Anthony, program yang sebelumnya dibanggakan Gibran itu dama sekali tidak memiliki manfaat bagi masyarakat maupun negara.
"Modus ini hanya untuk membuat Presiden Prabowo marah dan emosional. Sebaiknya diabaikan saja," tandasnya.
Sebelumnya, Analis Politik, Ujang Komarudin, mengungkapkan bahwa langkah Lapor Mas Wapres yang dilakukan tanpa melibatkan kementerian dan koordinasi dengan Presiden bisa menimbulkan masalah besar bagi pemerintahan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: