
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim sudah merekrut beberapa anak muda Indonesia untuk menciptakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Aplikasi buatan anak bangsa ini dirancang menjadi tandingan DeepSeek dan ChatGPT.
"Saya kira ini penting. Orang bicara DeepSeek, kenapa kita tidak studi mengenai itu? Tidak selalu mahal, harga itu bisa,” kata Luhut pada acara The Economic Insights 2025 di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis (20/2/2025).
Menurutnya, saat ini sudah ada beberapa anak muda di Indonesia yang direkrut untuk membuat AI tandingan DeepSeek dan ChatGPT. Bahkan, dia merencanakan dalam dua pekan ke depan, anak-anak muda bertalenta Indonesia itu akan presentasi di hadapan Presiden Prabowo Subianto.
Luhut yakin Indonesia memiliki talenta digital yang mumpuni untuk mengembangkan sistem teknologi serupa.
Dia mencontohkan beberapa aplikasi yang telah dibuat oleh anak bangsa, seperti PeduliLindungi, Simbara, hingga e-katalog. Semua aplikasi ini dikembangkan oleh talenta digital dalam negeri.
"Masa hanya China dan Amerika Serikat saja yang bisa,” ujarnya.
Menurut Luhut, AI yang dibuat nantinya akan berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Aplikasi AI buatan talenta digital Indonesia ini dapat memperkuat ekosistem digital di Indonesia.
Diakuinya, pengembangan teknologi AI membutuhkan biaya yang tinggi karena menggunakan open source.
Sebagai perbandingan, biaya pengembangan Deepseek jauh lebih minimal dibanding pesaingnya ChatGPT yang dikembangkan OpenAI. Biaya pengembangan ChatGPT 10 kali lebih mahal dibanding DeepSeek, yakni sekitar Rp1 triliun. Sementara pengembangan DeepSeek hanya menghabiskan Rp97 miliar. (*)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: