
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Sosok mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim di mata Mahfud MD adalah pribadi yang berintegritas dan bersih.
Namun kata Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan itu, Nadiem Makarim tidak memahami birokrasi dan pemerintahan.
"Menurut saya, Nadiem itu adalah orang yang bersih. Bersih, tetapi tidak paham birokrasi dan pemerintahan," ucap Mahfud dalam acara podcast Terus Terang di kanal Mahfud MD Official, dikutip Kamis (11/9/2025).
Mahfud mengatakan, metode Nadiem dalam mengelola kementerian yang dipimpinnya dianggap sama dengan mengatur bisnis. Salah satunya Nadiem jarang masuk kantor dan lebih memilih bertemu di hotel.
"Karena konon dia enggak ngantor di kantornya, ditemuinya di hotel," ungkap Mahfud.
Diketahui, Nadiem Makarim ditetapkan sebagai tersangka dalam perannya sebagai Mendikbudristek setelah tiga kali menjalani pemeriksaan sebagai saksi.
Kasus dugaan korupsi ini bermula dari program Digitalisasi Pendidikan Kemendikbudristek dengan pengadaan 1,2 juta unit laptop untuk sekolah di Indonesia, termasuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), dengan anggaran mencapai Rp9,3 triliun.
Laptop dengan sistem operasi Chrome (Chromebook) ini dinilai memiliki banyak kelemahan untuk daerah 3T, termasuk ketergantungan pada internet, sehingga penggunaannya tidak optimal. Diduga juga terjadi ketidaksesuaian harga yang menyebabkan kerugian negara hingga Rp 1,98 triliun.
Beberapa nama yang dijadikan tersangka lebih awal antara lain; Direktur SMP Kemendikbudristek 2020-2021, Mulyatsyah, Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek 2020-2021, Sri Wahyuningsih, mantan stafsus Mendikbudristek, Jurist Tan, dan mantan Konsultan Teknologi pada Kemendikbudristek, Ibrahim Arief.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: