
FAJAR.CO.ID -- Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menolak usulan Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza. Menurutnya, langkah tersebut hanya akan menciptakan ketidakstabilan baru di Timur Tengah.
"Gaza adalah milik rakyat Palestina dan bagian integral dari wilayah Palestina. Perubahan paksa tidak akan membawa perdamaian, melainkan hanya memperburuk ketidakstabilan," ujar Wang Yi dalam konferensi pers tahunan di Beijing, Jumat (7/3).
China Dukung Perdamaian di Gaza
Wang Yi menegaskan bahwa China mendukung upaya perdamaian yang diinisiasi Mesir dan negara-negara Arab lainnya. Ia juga mengkritik AS yang belum berkomitmen penuh pada solusi dua negara.
"Jika AS benar-benar peduli pada rakyat Gaza, maka harus mendukung gencatan senjata menyeluruh, meningkatkan bantuan kemanusiaan, dan membantu rekonstruksi Gaza," tambahnya.
China juga menekankan pentingnya persatuan Palestina melalui Deklarasi Beijing dan mendesak semua pihak di Timur Tengah untuk mendukung terbentuknya negara Palestina.
KTT Darurat Arab: Rekonstruksi Gaza Rp865,5 Triliun
Dalam KTT darurat Arab yang digelar di Mesir pada 4 Maret 2025, para pemimpin Arab sepakat untuk:
Mendorong gencatan senjata dan pertukaran tahanan, Menarik penuh pasukan Israel dari Gaza, Menyediakan dana 53 miliar dolar AS (Rp865,5 triliun) untuk membangun kembali Gaza tanpa menggusur penduduknya, Membentuk komite teknokrat nonpartisan yang akan mengelola Gaza selama masa transisi enam bulan di bawah naungan pemerintah Palestina.
Perang Gaza: Korban Jiwa Meningkat
Sejak Oktober 2023, perang brutal Israel telah menewaskan 48.400 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 111.000 orang.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: