Presiden dan PM Nepal Dipaksa Mundur, Militer Ambil Kendali Pemerintah

4 hours ago 5
Massa mengikuti demonstrasi yang menentang pelarangan media sosial oleh pemerintah Nepal. (Antara/Anadolu/as)

FAJAR.CO.ID, KATHMANDU -- Protes massal warga Nepal terhadap pemerintahan beberapa hari terakhir berhasil menggulingkan puncak pemerintahan di negara itu. Presiden Ram Chandra Poudel dan Perdana Menteri Khadga Prasad Oli dipaksa mundur.

Setelah kedua pemimpin negara itu resmi mengundurkan diri, kendali pemerintah kini diambil alih oleh militer.

Mundurnya kedua pemimpin Nepal itu dilakukan setelah setelah gelombang demonstrasi besar-besaran, yang dipimpin anak muda, mengguncang ibu kota Kathmandu dan kota-kota lain dengan aksi pembakaran, penyerangan terhadap politisi, hingga kaburnya ratusan narapidana dari penjara.

Pada Rabu (10/9), ribuan tentara bersenjata dikerahkan ke jalanan utama Kathmandu. Mereka memberlakukan jam malam, memeriksa kendaraan, dan memaksa warga tetap berada di rumah demi mengembalikan ketertiban.

Kehadiran militer memberikan sedikit rasa aman setelah berhari-hari kota dilanda kerusuhan dan kekacauan. Belum lagi persekusi terhadap pejabat pemerintah dan aksi penjarahan.

Sebelumnya, protes yang dipicu oleh pemblokiran media sosial berkembang menjadi gerakan anti-pemerintah yang lebih luas. Demonstrasi itu mendapat dukungan besar dari generasi muda Nepal yang menuding elit politik hidup mewah sementara mereka menghadapi pengangguran tinggi.

Situasi makin memburuk ketika aparat kepolisian gagal mengendalikan massa, hingga bentrokan berdarah menewaskan sedikitnya 19 orang. Demikian mengutip APNews.

Militer Nepal, yang biasanya jarang turun langsung dalam urusan sipil, akhirnya mengambil alih setelah kepolisian kewalahan. Dalam pernyataannya, tentara menegaskan komitmen menjaga hukum dan ketertiban, serta telah menangkap puluhan penjarah.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |