Profesor Henri Subiakto dan Prof Budi Santoso
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Guru Besar Universitas Airlangga (Unair), Prof. Henri Subiakto, angkat bicara terkait kisruh antara Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia soal perbedaan data harga elpiji 3 kilogram.
Dikatakan Henri, bangsa ini membutuhkan sosok pejabat yang bersih, berani, dan berpihak kepada kepentingan rakyat.
Ia menegaskan bahwa rakyat tidak lagi butuh pejabat yang hanya pandai mencari muka di depan atasan.
“Kita butuh pejabat bersih dan berani. Bukan pejabat yang hanya diam di depan rakyat tapi menjilat di depan atasan,” ujar Henri di X @henrysubiakto (6/10/2025).
Ia menilai, terlalu banyak kebobrokan di negeri ini yang dibiarkan begitu saja, terutama dalam sektor sumber daya alam.
“Sudah terlalu banyak kebobrokan dan kebusukan yang dibiarkan terjadi di negeri ini," sebutnya.
Henri menekankan bahwa di wilayah kerja Bahlil bisa ditarik sebagai contoh.
"Terutama di dunia tambang dan kekayaan alam, maupun hasil bumi yang oleh para pejabatnya dibiarkan rusak hingga dikuasai asing,” timpalnya.
Henri bilang, sikap Purbaya Yudhi Sadewa yang berani menyampaikan data dan fakta apa adanya merupakan contoh pejabat yang seharusnya dicontoh.
“Kita butuh ketegasan dan kerja keras orang seperti Menteri Purbaya ini,” tandasnya.
Sebelumnya, pernyataan Purbaya Yudhi Sadewa soal data harga gas elpiji 3 kilogram sempat menuai respons dari Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang menyebut ada kesalahan data.
Namun, publik menilai langkah Purbaya merupakan bentuk transparansi dan tanggung jawab moral terhadap rakyat.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

















































