Pemerhati politik dan kebangsaan, M. Rizal Fadillah,
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati politik dan kebangsaan, M. Rizal Fadillah, menyebut bahwa kondisi Indonesia saat ini seperti negara tanpa presiden.
Ia mengkritik hubungan antara Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Jokowi yang dinilainya hanya berorientasi pada kepentingan pribadi dan politik, bukan kepentingan rakyat.
Rizal juga menyinggung ppertemuan antara Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, yang disebut sebagai pertemuan rahasia tapi terpublikasi.
Ia menyebut bahwa pertemuan tersebut menggambarkan adanya kongkalikong politik antara dua tokoh besar yang kini dianggap sebagai “penguasa absolut”.
“Pertemuan di Kertanegara itu bukan soal rakyat, bangsa, atau negara. Itu hanya urusan kepentingan sempit mereka berdua,” ujar Rizal kepada fajar.co.id, Rabu (8/10/2025).
Menurutnya, baik Jokowi maupun Prabowo tampak tidak berbuat banyak untuk rakyat yang kini menghadapi kehidupan semakin berat.
"Presiden apalagi mantan presiden hanya memikirkan diri dan kroninya semata,” katanya.
Rizal menilai keduanya saling melindungi dan bahkan saling menyandera dalam urusan politik.
Menteri-menteri manut, anggota dewan nurut, dan aparat hanya membuntut. L’état c’est moi mungkin keduanya berbisik sambil saling kedip di meja makan," tukasnya.
Ia juga mengkritik bahwa kepemimpinan nasional saat ini tidak memperhatikan nasib rakyat kecil.
“Tidak penting nasib ojol, sopir angkot, buruh lepas, atau petani yang bingung sulit makan,” ungkapnya.
Dalam pandangannya, berbagai isu publik terhadap pemerintahan Jokowi tidak ditanggapi serius oleh Prabowo.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































