
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Prof Nadirsyah Hosen mengkritik gaya komunikasi publik Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. Itu menyusul pernyataannya menanggapi anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Gus Nadir menganggap itu terjadi karena Purbaya punya beban psikologis. Karena menjadi suksesor sekelas Sri Mulyani.
“Menkeu yang baru ini kelihatannya punya beban psikologis. Beliau belum dikenal luas oleh publik, dan menggantikan sekelas SMI,” kata Nadir dikutip dari unggahannya di X, Selasa (9/9/2025).
“Itu sebabnya dia perlu sampaikan ke publik bahwa dia “jago”,” tambahnya.
Secara gamblang, Nadir menyebut komunikasi publik Purba jelek. Baik pemilihan diksi dan gestur.
“Selain beban psikologis, pak menteri kita juga belum terbiasa melakukan wawancara doorstop. Baik dari pilihan diksi maupun gestur tubuh, jelas komunikasi publiknya jelek,” ujarnya.
Ia pun menyarankan agar Purbaya tak banyak berbicara langsung ke pers. Tapi membuat pernyataan tertulis saja.
“Masih ada waktu untuk belajar, tapi mesti belajar dengan cepat. Saran saya sih: untuk sementara, jangan banyak bicara dulu ke pers, hindari doorstop wawancara, buat konferensi pers tertulis saja,” jelasnya.
“Nanti salah ngomong, pasar bisa ambruk, dan kalau kesannya terus arogan nanti bikin rakyat ngamuk,” tambahnya.
Purbaya diketahui adalah Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak 3 September 2020. Jabatannya mestinya berakhir tahun ini.
Ia dikenal sebagai sosok kunci menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Termasuk menangani likuiditas perbankan dan menyiapkan mekanisme jaminan simpanan yang aman bagi masyarakat.
(Arya/Fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: