
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dalam dunia medis tentu tidaklah asing dengan lambang ular melingkar di sebuah tongkat. Tidak hanya itu, simbol ini bukan hanya ada di beberapa rumah sakit dan apotek tapi juga ada pada lambang organisasi besar yaitu logo utama organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) hingga organisasi PBB di bidang kesehatan, yaitu WHO (World Health Organization) juga menggunakan lambang ular melingkar di tongkat.
Simbol ular melingkar ini ternyata memiliki sejarah hingga digunakannya simbol tersebut.
Hal itu berasal dari kisah Asclepius, yang dipuja oleh orang Yunani kuno sebagai dewa penyembuhan dan pemujaannya melibatkan ular.
Sebenarnya ia adalah seorang tabib handal yang berasal dari Yunani. Karena dia begitu hebat dalam bidangnya, Asclepius lalu didewakan sebagai dewa ilmu pengobatan.
Dalam mitologi Yunani, dia diceritakan sebagai putra Dewa Apollo, dewa tampan multitalenta yang juga diasosiasikan dengan dunia pengobatan.
Asclepius digambarkan sebagai pria tua berjanggut sedang memegang tongkat kayu yang dililit seekor ular. Pemujaan Asclepius juga diikuti oleh Kekaisaran Romawi, dan kultusnya bertahan hingga sekitar abad ke-3 Masehi.
Asclepius adalah sosok manusia setengah dewa, karena ibunya adalah seorang manusia yaitu Putri Coronis.
Mitologi Yunani juga menempatkan Asclepius sebagai ayah dari dewi-dewi yang berkaitan dengan dunia kesehatan. Yang paling terkenal di antara mereka adalah Hygieia, dewi kesehatan dan kebersihan.
Nama Hygieia mengilhami munculnya kata hygiene atau higienitas (kebersihan). Sebagaimana ayahnya, Hygieia juga identik dengan ular. Simbolnya adalah “Mangkuk Hygieia”, berupa sebuah mangkuk atau gelas yang dililit seekor ular dan kini menjadi lambang umum di dunia farmasi.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: