
FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Cap Go Meh merupakan salah satu perayaan yang jatuh pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek (Tahun Baru Cina), yang menandakan berakhirnya rangkaian perayaan Imlek.
Tradisi ini memiliki sejarah panjang, tidak hanya menyangkut budaya Tionghoa, tetapi juga pengaruhnya terhadap kebudayaan di berbagai belahan dunia.
Perayaan Cap Go Meh memiliki makna mendalam, baik secara spiritual maupun sosial, dan terhubung erat dengan siklus kalender lunar Tiongkok.
Kata "Cap Go Meh" berasal dari bahasa Hokkien, yang secara harfiah berarti "lima belas malam". "Cap" berarti lima, "Go" berarti belas, dan "Meh" berarti malam. ini merujuk pada malam hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek, yang menandai puncak dari perayaan lunar ini.
Cap Go Meh memiliki salah satu bagian dari tradisi besar yaitu Festival Lampion (Yuan Xiao Festival), yang dimulai sejak Dinasti Han (206 SM – 220 M).
Tradisi ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan awalnya terkait dengan penyembahan bulan dan kebudayaan pertanian Tiongkok.
Perayaan ini dianggap sebagai penutupan dari perayaan panjang Tahun Baru Imlek, yang berlangsung selama 15 hari.
Berikut beberapa alasan Cap Go Meh bertepatan pada Hari ke-15 perayaan tahun baru imlek
- Simbolisasi Bulan Purnama
Dalam kalender lunar Tiongkok, setiap bulan dimulai dengan bulan baru dan berakhir dengan bulan purnama. Oleh karena itu, perayaan Cap Go Meh pada hari ke-15 adalah simbol dari bulan purnama pertama dalam tahun baru lunar.
Bulan purnama sendiri dihubungkan dengan keberuntungan, pencerahan, dan kesempurnaan, yang menjadi harapan bagi masyarakat Tionghoa di awal tahun baru.
- Hubungan dengan Pertanian
Masyarakat Tionghoa yang sebagian besar merupakan petani merayakan Cap Go Meh sebagai waktu untuk berterima kasih atas hasil panen yang telah mereka dapatkan dan berharap agar hasil panen di tahun yang akan datang lebih baik. - Penutupan Perayaan Imlek
Cap Go Meh menandakan berakhirnya perayaan Imlek yang telah berlangsung sejak hari pertama. Momen ini dimanfaatkan untuk mengucapkan selamat tinggal pada tahun yang lalu dan menyambut tahun baru dengan harapan lebih baik.
Masyarakat tradisional Tionghoa mengadakan berbagai perayaan besar untuk merayakan akhir dari perayaan panjang tersebut, termasuk pesta lampion yang melambangkan harapan dan doa untuk kedamaian dan keberuntungan di masa depan.
(Besse Arma/Fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: