
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh agama dan pegiat media sosial Hilmi Firdausi, menyatakan keprihatinannya terhadap maraknya kasus korupsi di Indonesia yang terus berulang tanpa adanya perubahan berarti. Ia mempertanyakan apakah kondisi ini akan terus bertahan tanpa ada pergeseran yang signifikan.
"Apakah sampai akhir tahun klasemen ini tidak berubah atau ada pergeseran lagi?" tulis Hilmi melalui akun X @hilmi28 pada 27 Februari 2025.
Menurut Hilmi, praktik korupsi di Indonesia semakin menjadi-jadi dan tampaknya tidak ada efek jera bagi para pelakunya. Ia menilai, meskipun berbagai kasus besar terungkap, para koruptor masih merasa leluasa menjalankan aksinya tanpa rasa takut akan hukuman yang berat.
"Sudah bingung mau berkata apa akan semua kegilaan korupsi di negeri ini, karena seperti ga ada efek jera!" imbuhnya.
Sebagai solusi, Hilmi mengusulkan agar pemerintah menerapkan hukuman yang lebih berat bagi para koruptor kelas kakap. Ia menilai bahwa hukuman mati serta perampasan aset seharusnya menjadi langkah tegas dalam memberantas korupsi yang merusak negara.
"Mungkin inilah saatnya hukuman mati dan perampasan aset diberlakukan untuk para koruptor jahat yang jelas-jelas telah merusak bangsa dan negara," tegasnya.
Unggahan Hilmi ini mencuat setelah muncul infografis bertajuk "Liga Korupsi Indonesia" yang memetakan berbagai skandal korupsi dengan nilai kerugian fantastis. Dalam infografis tersebut, PT Timah menempati posisi pertama dengan dugaan korupsi senilai Rp 300 triliun terkait tata niaga timah. Dugaan praktik ilegal dalam bisnis perusahaan pelat merah ini disebut-sebut menyebabkan kerugian negara dalam jumlah luar biasa.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: