Ilustrasi - Pengisian BBM Pertalite di SPBU Pertamina.-ilustrasi-pertamina
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta enggan membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pertamina. Alasannya karena kandungan etanol yang tinggi.
SPBU swasta tersebut, di antaranya BP, Vivo, dan Shell. Hal itu tak dibantah pihak Pertamina.
BBM di Pertamina, memang mengandung etanol. Tapi dianggap masih dalam batas aman.
Itu diungkapkan Wakil Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Achmad Muchtasyar. Dia mengatakan kadar etanol yang terdapat dalam base fuel Pertamina sebesar 3,5 persen.
Menurutnya, angka itu jauh di bawah ambang batas maksimal yang diatur oleh pemerintah. Yakni 20 persen.
“Isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU ini adalah mengenai kandungan. Kontennya itu ada etanol,” kata Achmad saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (1/10).
Apa bahaya etanol untuk mesin kendaraan?
Dikutip JawaPos, etanol dapat menimbulkan dampak serius pada mesin, terutama kendaraan lama dan mesin kecil.
Sebagai pelarut yang kuat, etanol mampu melunakkan, menyusutkan, bahkan membengkakkan komponen berbahan karet dan plastik di dalam sistem bahan bakar. Akibatnya, selang maupun seal bisa mengalami kebocoran yang berujung pada kerusakan fatal.
Selain itu, etanol sangat mudah menyerap air dari udara. Ketika kelembapan menumpuk di dalam tangki, campuran air dan etanol bisa memicu korosi pada komponen logam.
Kondisi ini diperparah dengan terbentuknya endapan menyerupai gel yang dapat menyumbat filter, injektor, hingga karburator sehingga performa kendaraan menurun dan mesin berisiko mati mendadak.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

















































