Tak Ada Jalan Pintas untuk Menjadi Dokter Berkualitas dan Profesional

4 hours ago 2
dr Bambang Budiono

Oleh: Bambang Budiono
(Pemerhati Masalah Kesehatan, Tinggal di Makassar)

PERJALANAN untuk menjadi seorang dokter boleh dikatakan amat melelahkan. Malam-malam yang panjang, hari-hari yang sepi, dan ujian yang melelahkan akan menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan untuk menjadi seorang dokter.

Tak jarang memperoleh ujian tambahan, terkadang harus mengulang satu semester atau setahun penuh. Para staf pengajar tidak bisa memaafkan kekurangan yang amat mendasar dan tidak akan ragu untuk membiarkan calon dokter mengalami perpanjangan masa pendidikan jika melihat ada alasan kuat.

Lebih baik membiarkan mereka ‘menderita’ agar menjadi dokter yang andal, daripada membiarkan pasien menjadi korban karena kemampuan klinis yang tak sesuai standar. Para calon dokter dan dokter spesialis ditempa menjadi individu yang tangguh, dan penuh dengan pengetahuan serta ketrampilan klinis.

Di sebagian besar negara, mahasiswa fakultas kedokteran wajib lulus dengan nilai memuaskan sebagai sarjana kedokteran, kemudian melanjutkan pendidikan klinis selama 2 tahun sebagai dokter muda atau ko-asisten, disambung lagi dengan masa internship 1 hingga 2 tahun.

Diharapkan setelah itu para calon dokter memiliki standar kompetensi untuk melayani masyarakat. Jika ingin menjadi spesialis, masih harus menjalani pendidikan selama 3 ½ hingga 5 tahun tergantung jenis spesialisasinya, jika semua proses berjalan lancar.

Oleh karenanya, tak sedikit orang tua yang menginginkan anaknya mengambil pilihan profesi lain yang lebih cepat lulus dan tentunya bisa bekerja dengan lebih cepat.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |