Tanah Rakyat Dibeli Murah di PIK 2, Said Didu Sebut Preman dan Aparat Merajalela

1 week ago 17
Muhammad Said Didu

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad Said Didu kembali mengungkapkan pandangannya yang membuat publik tercengang dalam podcast Abraham Samad Speak Up.

Ia menuding bahwa Proyek Strategis Nasional (PSN) yang melibatkan kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 hanya menjadi alat untuk menggusur rakyat kecil secara masif.

"Saya melihat PSN ini dibungkus untuk menggusur rakyat. Itulah yang terjadi di PIK," ujar Said Didu dikutip pada Jumat (24/1/2025).

Dikatakan Said Didu, proyek PIK 2 yang dulunya hanya mencakup kawasan berdampingan dengan PIK 1, kini berkembang hingga jauh ke wilayah Serang.

Namun, ia menyebut ada kejanggalan terkait perubahan penamaan kawasan tersebut setelah masuk dalam daftar PSN.

"Menariknya, dulu PIK 2 itu hanya berdampingan dengan PIK 1, yang lain sampai Serang itu PIK 10 namanya. Setelah keluar PP tentang dia menjadi PSN semua menjadi PIK 2," sebutnya.

Kata Said Didu, karena berubah menjadi PSN, maka ada semangat baru dalam prosesnya. Akan tetapi semangat itu justru disebut tidak berpihak ke rakyat.

"Dengan semangat itu, maka dibawa itu semangatnya untuk menggusur rakyat sangat tinggi. Membabi buta. Saya cerita pengalaman saja, saya tidak tahan melihat penderitaan rakyat," Said Didu menuturkan.

"Di sana kalau kita lihat supaya orang bisa membayangkan sepanjang mana daerah-daerah itu, kita lihat kecamatan mana saja sih yang kena," tambahnya.

Didu juga menyoroti praktik pembebasan lahan yang disebutnya sangat merugikan rakyat.

Harga tanah yang semula mencapai Rp30 juta per meter persegi, hanya dihargai Rp50 ribu oleh pihak pengembang.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |