Ilustrasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Shell (Foto: Shutterstock)
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Penulis novel, Tere Liye mengkritik keras kebijakan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) satu pintu. Menurutnya, itu kebijakan yang dungu.
Pasalnya, kebijakan tersebut dianggap berdampak ke sejumlah hal. Seperti habisnya stok bensin di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell.
“Kasus habisnya stok BBM di SPBU swasta ini adalah bukti: pemerintah memang tidak mau Indonesia ini maju, atau kemungkinan lain, mereka dungu tak bertepi,” tulisnya dikutip akun Instagram, Selasa (7/10/2025).
Dia lalu memaparkan sejumlah alasan mengapa menilai kebijakan tersebut dungu. Bahkan dia membuka diri argumentasinya dibantah.
“Akan saya jelaskan dengan argumen-argumen, buat kalian yang mau bantah, maka bantahlah argumen saya dengan dalil setara,” terangnya.
Dia bilang BBM yang dijual oleh SPBU swasta adalah produk non subsidi. Sehingga mestinya pemerintah tidak dirugikan sama sekali.
“Malah untung, bisa mungut pajak,” ujarnya.
Jika pemerintah tidak suka ada SPBU swasta, sarannya maka tutup saja semuanya. Bukannya mengizinkan, tapi membatasi impornya.
“Kamu bikin impor satu pintu? Hanya bisa lewat Pertamina? Maka disinilah kegagalan terbesar argumen pemerintah. Jika pada akhirnya produk ini sama-sama impor, maka ngapain dipaksa satu pintu? Aneh sekali logika ini,” paparnya.
Dia juga mengungkit kasus korupsi kuota impor. Mulai gula, sampai daging sapi/
“Rebutan kuota, ngakalin alokasi kuota, suap kuota. Inilah sumber penyakit impor di Indonesia. Sejak dulu, kuota ini sengaja dibuat pemerintah buat jadi bancakan. Itu tuh fakta!”
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
















































