
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Keluhan penyakit semakin hari semakin meningkat. Bahkan, beberapa pengidapnya dari kalangan usia muda dan anak-anak.
Terkiat hal itu, kini kembali beredar konsep autophagy yang terkenal dari peneliti Dr Yoshinori Ohsumi. Dalam penerapan proses konsep ini, metodenya 90% sama dengan aktivitas puasa.
Hasil penelitiannya pada tahun 2016, Ohsumi menemukan bahwa saat tubuh tidak mendapatkan makanan dalam jangka waktu tertentu, ia memasuki fase pembersihan alami yang disebut Autophagy.
Dalam proses ini, tubuh menghancurkan dan mendaur ulang sel-sel yang rusak atau berbahaya, termasuk yang berpotensi menyebabkan penyakit seperti kanker dan alzheimer.
Ohsumi juga menjelaskan bahwa autophagy yang berarti 'self eating', merupakan suatu proses di mana sel memecah dan mendaur ulang komponen-komponennya sendiri.
Setelah 12 jam tanpa makanan, tubuh mulai mengaktifkan 'survival repair mode' dengan beralih membakar lemak sebagai sumber energi.
Pada jam ke-16, autophagy mulai bekerja untuk membersihkan sel-sel rusak dan protein yang tidak berfungsi.
Proses ini juga meningkatkan produksi hormon pertumbuhan yang mendukung regenerasi jaringan. Sel induk mulai beregenerasi, peradangan berkurang, dan sistem kekebalan tubuh diperbaharui dengan sel-sel imun baru.
Autophagy turut berperan dalam membersihkan racun, logam berat, dan sel pra-kanker, menjadikannya mekanisme penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Dalam wawancara di salah satu televisi jepang NHK, Dr Ohsumi mengatakan selalu ada proses dalam tubuh manusia yang sangat istimewa.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: