
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Hukum Tata Negara, Zainal Arifin Mochtar, melontarkan kritik tajam kepada Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, terkait wacana penulisan ulang sejarah nasional yang belakangan ramai diperbincangkan publik.
Zainal mengingatkan pentingnya menjaga integritas sejarah dan tidak menjadikannya alat kekuasaan.
"Ingat pesan beliau ini teman-teman, sejarah itu harus ada tonenya. Tonenya juga harus positif,” ujar Zainal e Instagram pribadinya @zainalarifinmochtar, Kamis (5/6/2025).
Zainal menyindir kecenderungan penguasa yang menurutnya kerap berupaya memelintir narasi sejarah demi kepentingan politik sesaat.
Ia menilai bahwa pengendalian atas tone sejarah bisa berdampak panjang bagi generasi mendatang.
“Inilah yang saya bilang, penguasa sering akan membelokkan sejarah,” tegasnya.
Ia pun menambahkan, dominasi narasi tunggal yang diciptakan oleh pemerintah justru berpotensi menghilangkan keberagaman perspektif sejarah yang penting untuk pelajaran bangsa ke depan.
“Di ujungnya, generasi mendatang akan dibuat lupa, kecuali pada tone yang diinginkan. Camkan itu kisanak,” kuncinya.
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menyampaikan pandangannya soal penulisan sejarah nasional.
Khususnya dalam menyikapi istilah-istilah seperti orde lama dan orde baru yang selama ini melekat dalam narasi sejarah Indonesia.
Fadli menilai istilah orde lama sejatinya tidak pernah digunakan oleh pemerintahan saat itu untuk menyebut dirinya.
"Kalau kita lihat istilah orde lama sendiri, pemerintah orde lama tidak pernah menyebut dirinya orde lama. Kalau orde baru itu memang menyebut itu adalah orde baru,” ujar Fadli dalam videonya yang beredar (27/5/2025).
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: