![](https://fajar.co.id/wp-content/uploads/2025/01/eri-cahyadi.webp)
FAJAR.CO.ID, SURABAYA -- Bencana banjir dan longsor pada musim penghujan menjadi salah satu tantangan terbesar pemerintah, tidak terkecuali Pemkot Surabaya.
Di musim penghujan saat ini, bencana banjir menjadi salah satu pekerjaan rumah terbesar bagi pemerintah. Apalagi, Surabaya merupakan kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengakui bahwa banjir masih menjadi tantangan besar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Terlebih saat terjadi curah hujan tinggi dan bersamaan dengan wilayah Jombang, Mojokerto.
“Ketika Kali Jagir dan Kali Surabaya meluap (karena hujan deras dan mendapat kiriman), kita tidak bisa berbuat banyak karena dua sungai besar ini menuju ke laut. Itu yang menjadi PR kita,” imbuhnya.
Sebagai langkah mitigasi, Eri mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan memperbaiki saluran air dan membangun lebih banyak box culvert (gorong-gorong) di tahun 2025.
“Harapannya, ketika air laut pasang dan dua sungai besar tidak mampu menampung air, box culvert masih bisa membantu,” tutur Eks Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu.
Eri Cahyadi lantas menyoroti banjir yang terjadi di wilayah PT SIER, Tenggilis Mejoyo, Rungkut hingga Gununganyar. Ini terjadi karena aliran sungai yang menuju sungai perbatasan tidak optimal. Banyak eceng gondok dan sedimentasi.
“Saya memutuskan untuk membersihkan sungai di wilayah UINSA II, meskipun itu masuk wilayah Kabupaten Sidoarjo. Karena ketika dampaknya sudah dirasakan warga Surabaya, saya tidak bisa berdiam diri,” tutur ia.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: