pengamat politik, Ubedilah Badrun
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Politik Ubedilah Badrun menilai Presiden Prabowo Subianto perlu ditegur keras. Karena mengaku akan bertanggung jawab soal utang Kereta Cepata Jakarta Bandung (KCJB) alias Whoosh.
“Perlu ditegur keras. Bahwa ketika Prabowo mengatakan atas nama rakyat, tentu berdampak menutupi kasus ini,” kata Ubedilah dikutip dari pernyataannya dari video yang kini beredar luas, Jumat (7/11/2025).
Membawa-bawa nama rakyat dalam pertanggung jawaban Whoosh, menurutnya perlu dipertanyakan. Rakyat mana yang dimaksud.
“Prabowo mesti tahu bahwa rakyat hari ini sedang menderita. Bahwa rakyat hari ini, itu susah cari kerja. Bahwa rakyat hari ini sedang kelaparan. Bahwa ada 9,9 juta generasi Z nganggur. Lalu atas nama rakyat siapa?” ujarnya.
Pernyataan Prabowo soal Whoosh, menurutnya seolah akan menutupi dugaan korupsi pada proyek tersebut. Dia pun menanyakan dari mana uang yang akan digunakan untuk membayar utang Whoosh.
“Kalau kemudian kasus yang begitu tanda-tandanya terang diberhentikan. Dengan atas nama rakyat dan dia tanggung. Kalau ditangung dirinya. Tapi kita juga curiga, uang dari mana Prabowo,” jelasnya.
“Ya kan. Uang dari mana, itu nanti bunga utangnya atau cuman yang kena tagihan. Jualan kuda kali, kan itu,” tambahnya.
Baginya, persoalan Whoosh tidak bisa sekadar pernyataan dari presiden. Dugaan korupsinya mesti diusut.
“Tidak cukup dengan narasi itu. Itu bukan seorang leader menurut saja. Jadi Prabowo perlu ditegur keras. Kritik keras. Karena ini salah,” imbuhnya.
Apalagi, dia melihat Prabowo membangga-banggakan kereta tersebut. Padahal bukan buatan Indonesia.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
















































