BRICS Berupaya Turunkan Ketergantungan pada Dolar AS, Donald Trump Beri Ancaman

3 days ago 5
Foto resmi mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang diambil pihak Penjara Fulton County sebelum politikus Partai Republik itu dijebloskan ke sel. Foto: dok Fulton County Prison

FAJAR.CO.ID, WASHINGTON DC -- Upaya negara-negara anggota BRICS untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dolar, mulai meresahkan Amerika Serikat. Negara itu pun mulai memberikan ancaman.

Adalah presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu (30/11), mengancam akan mengenakan tarif 100 persen terhadap negara-negara BRICS jika mereka tidak membatalkan rencana untuk menggunakan mata uang alternatif selain dolar AS.

"Gagasan bahwa negara-negara BRICS berusaha untuk menjauh dari Dolar, sementara kita hanya berdiam diri dan mengawasi, sudah BERLALU," tulis Trump di platform media sosial miliknya, Truth Social.

"Kita memerlukan komitmen dari negara-negara ini bahwa mereka tidak akan menciptakan Mata Uang BRICS yang baru, atau mendukung Mata Uang lain untuk menggantikan Mata Uang Dolar AS yang perkasa," kata Trump.

Trump melanjutkan bahwa, bila BRICS meneruskan rencana tersebut, negara-negara tersebut akan menghadapi tarif 100 persen, serta harus mengucapkan "selamat tinggal pada penjualan berbagai produk mereka ke wilayah perekonomian AS yang luar biasa."
Dia menekankan bahwa negara mana pun yang berupaya menggantikan dolar AS dalam perdagangan internasional akan "mengucapkan selamat tinggal kepada Amerika".

BRICS adalah asosiasi antarpemerintah yang dibentuk pada 2006. Rusia menjadi ketua bergilir blok tersebut sejak 1 Januari 2024.

Tahun ini dimulai dengan masuknya anggota baru ke dalam asosiasi tersebut. Selain Rusia, Brasil, India, China, dan Afrika Selatan, kelompok itu kini mencakup Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi, menurut situs Kepemimpinan BRICS Rusia 2024.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |