
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Elite Partai Demokrat, Andi Arief, angkat bicara soal insiden pembubaran kegiatan retreat pelajar Kristen di sebuah vila kawasan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat.
Andi mengingatkan pentingnya toleransi dan kebebasan beribadah di tengah kehidupan yang penuh ketidakpastian.
“Hidup di dunia ini tidak menentu. Makanya orang lebih baik memilih beribadah,” kata Andi di X @Andiarief_ (3/7/2025).
Ia menegaskan, jika memang ada persoalan perizinan terkait rumah ibadah atau kegiatan keagamaan, seharusnya diselesaikan dengan bijak, bukan dengan cara-cara kekerasan.
“Jika rumah ibadah harus berizin, jangan digeruduk dengan kekerasan. Tapi bantu percepat perizinannya,” tegas Andi.
Sebelumnya, Politikus PDIP, Ferdinand Hutahaean, kembali bersuara mengenai insiden pembubaran kegiatan retreat pelajar Kristen yang terjadi di vila kawasan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat.
Dikatakan Ferdinand, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, telah mengunjungi vila tersebut dan memberikan bantuan untuk perbaikan.
"Perusakan rumah yang digunakan retret dan diduga digunakan jadi tempat ibadah oleh masyarakat setempat, sekarang telah dikunjungi Gubernur Dedi Mulyadi," ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Selasa (2/7/2025).
Yang menarik, Ferdinand mengungkapkan bahwa bantuan sebesar Rp100 juta kepada pemilik vila dari Dedi Mulyadi justru diberikan kepada Masjid dan Musala.
"Dedi memberikan bantuan Rp100 juta untuk perbaikan dan kabarnya pemilik vila tersebut mengalihkan malah memberikan bantuan itu untuk membantu masjid dan musala di sekitar vila," ucapnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: