Imlek: 5 Fakta Unik dan Mitos yang Masih Dipercaya hingga Kini

1 week ago 13
Imlek

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Perayaan Tahun Baru Imlek, yang juga dikenal sebagai Festival Musim Semi, merupakan salah satu tradisi terbesar bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia.

Selain menjadi momen berkumpul bersama keluarga, perayaan ini juga penuh dengan berbagai mitos dan kepercayaan yang telah diwariskan selama berabad-abad.

Di balik kemeriahan perayaan, mari kita bahas beberapa mitos dan fakta menarik yang sering dikaitkan dengan Imlek.

  1. Larangan Membersihkan Rumah pada Hari Pertama Imlek
    Mitos ini menjadi salah satu yang paling dikenal. Dipercaya bahwa menyapu atau membersihkan rumah pada hari pertama Imlek dapat menghilangkan keberuntungan yang baru datang. Oleh karena itu, banyak keluarga Tionghoa yang memilih membersihkan rumah secara menyeluruh sebelum Imlek. Selain untuk mengusir energi negatif, ini juga bertujuan untuk menyambut tahun baru dengan suasana yang segar dan bersih.
    Fakta: Tradisi ini berkaitan erat dengan filosofi Tionghoa tentang menjaga rezeki. Menyapu pada hari pertama dianggap "menyapu keluar" kemakmuran. Maka, jangan heran jika pada hari pertama Imlek, rumah tetap dalam kondisi apa adanya meski ramai dengan aktivitas keluarga.
  2. Menghindari Pakaian Berwarna Hitam atau Putih
    Dalam budaya Tionghoa, warna hitam dan putih sering diasosiasikan dengan suasana duka. Sebagai gantinya, warna merah menjadi pilihan utama selama perayaan Imlek. Warna merah melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan perlindungan dari energi negatif.
    Fakta: Tidak hanya pakaian, dekorasi rumah juga didominasi warna merah. Dari lampion, angpao, hingga hiasan dinding, warna ini diyakini dapat menarik energi positif.
  3. Tidak Memotong Rambut atau Kuku
    Pada hari pertama Imlek, memotong rambut atau kuku dianggap dapat "memutus" rezeki dan membawa kesialan. Oleh sebab itu, banyak orang yang mempersiapkan diri dengan pergi ke salon atau memotong kuku sebelum Imlek tiba.
    Fakta: Mitos ini berasal dari permainan kata dalam bahasa Tionghoa. Kata "rambut" memiliki bunyi yang mirip dengan kata "kemakmuran" dalam beberapa dialek, sehingga memotong rambut dianggap dapat memengaruhi rezeki.
  4. Menghindari Penggunaan Gunting atau Pisau
    Penggunaan alat tajam seperti gunting atau pisau pada hari pertama Imlek dianggap dapat memotong keberuntungan. Bahkan, memasak dengan memotong bahan makanan sering dihindari, sehingga banyak keluarga memilih memasak makanan sehari sebelumnya.
    Fakta: Mitos ini bertujuan untuk menciptakan suasana damai selama Imlek. Penggunaan benda tajam juga dikhawatirkan memicu pertengkaran atau ketidakharmonisan dalam keluarga.
  5. Tidak Makan Bubur
    Bubur sering dianggap sebagai makanan orang miskin dalam mitos Tionghoa. Oleh karena itu, makan bubur saat Imlek dipercaya dapat membawa nasib buruk atau kemiskinan sepanjang tahun.
    Fakta: Sebagai gantinya, keluarga Tionghoa biasanya menyajikan makanan-makanan yang melambangkan kemakmuran, seperti ikan (simbol kelimpahan), kue keranjang (simbol keberuntungan), dan jeruk (simbol kekayaan).

Tradisi Lain yang Wajib Diketahui

Selain mitos-mitos di atas, ada beberapa tradisi unik lainnya yang menambah keunikan Imlek:
• Membagikan Angpao: Amplop merah berisi uang ini diberikan kepada anak-anak dan orang yang belum menikah sebagai simbol keberuntungan.

• Hidangan Khas: Berbagai makanan seperti mie panjang umur, kue keranjang, dan lumpia disajikan untuk melambangkan kebahagiaan dan kemakmuran.

• Petasan dan Kembang Api: Tradisi ini dilakukan untuk mengusir roh jahat dan menyambut tahun baru dengan semangat baru.

Meskipun tidak semua orang mempercayai mitos-mitos di atas, menghormati dan memahami tradisi tersebut merupakan bagian penting dari perayaan Imlek.

Perayaan ini bukan hanya soal mengikuti tradisi, tetapi juga soal berkumpul dengan keluarga, berbagi kebahagiaan, dan menyambut tahun baru dengan harapan yang baik. (Wahyuni/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |