Inflasi AS Turun, Rupiah Menguat ke Rp16.796 per Dolar AS

1 week ago 21
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jumat (1/3/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat seiring dengan pelemahan data inflasi Amerika Serikat serta meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.

Pada akhir perdagangan Jumat (11/4/2025), kurs rupiah di pasar spot menguat 28 poin atau 0,16 persen menjadi Rp16.796 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp16.823. Namun, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia justru mencatat pelemahan ke level Rp16.805 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.779.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan, pelemahan inflasi AS menjadi pendorong utama penguatan rupiah. Inflasi bulanan Negeri Paman Sam tercatat menurun dari 0,2 persen menjadi minus 0,1 persen (month to month/mtm). Secara tahunan, inflasi juga turun dari 2,8 persen menjadi 2,4 persen (year on year/yoy).

“(Ini) mendorong (ekspektasi) Federal Reserve akan memangkas suku bunga lebih cepat, terutama di tengah meningkatnya tekanan ekonomi dari perang dagang,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Hasil polling CME FedWatch menunjukkan lebih dari 50 persen pelaku pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 75 hingga 100 basis poin.

Di sisi lain, dolar AS melemah karena kekhawatiran meningkatnya risiko resesi, menyusul aksi saling balas tarif antara Amerika Serikat dan China. Presiden AS Donald Trump baru-baru ini menaikkan tarif impor terhadap produk dari China menjadi 145 persen, dari sebelumnya 125 persen.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |