FAJAR.CO.ID -- Investor mengkhawatirkan kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dapat memicu perang dagang. Minimnya kepastian rencana kebijakan Trump memicu pelemahan Dolar dan harga emas melonjak mendekati level tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
Kenaikan harga emas terlihat dari perdagangan emas pada Rabu (22/2/2025). Harga emas spot naik 0,4 persen menjadi 2.755,2 Dolar AS per ons.
Pada perdagangan emas di hari tersebut, emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,4 persen menjadi 2.770,90 Dolar AS per ons.
Di sisi lain, nilai tukar Dolar pun anjlok. Indeks Dolar (Indeks DXY) pada Rabu tersungkur ke level terendah lebih dari tiga minggu pada awal sesi. Pelemahan nilai Dolar ini membuat emas batangan yang dihargakan dalam greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Senior Portfolio Manager Sprott Asset Management menilai harga emas akan bergerak cepat saat situasi di pasar tidak stabil.
Dia menilai ada ketidakpastian dengan tarif yang diusulkan dan sejumlah hal lainnya. Dampaknya, perdagangan emas biasanya berkinerja baik ketika ada ketidakpastian yang besar atau bahkan moderat di pasar.
Ketidakpastian ekonomi dunia juga terjadi pada bursa perdagangan komoditas minyak dunia. Harga minyak dunia mencapai level terendah dalam sepekan pada Rabu 22 Januari 2025. Anjloknya harga minyak dunia dipengaruhi usulan tarif baru dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Harga minyak mentah Brent turun 29 sen atau 0,4 persen menjadi 79,00 Dolar AS per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) turun 39 sen atau 0,5 persen menjadi 75,44 Dolar AS per barel.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: