
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pakar digital forensik, Rismon Hasiholan Sianipar, kembali membongkar dugaan kejanggalan pada lembar pengesahan skripsi mantan Presiden Jokowi.
Ia mempertanyakan penggunaan jenis huruf (font) Garamond pada dokumen yang diyakini berasal dari era 1989.
Rismon mengatakan, font Garamond versi Adobe pertama kali dirilis pada 1989.
Hal itu membuatnya heran mengapa jenis font tersebut sudah digunakan dalam lembar pengesahan skripsi yang diklaim ditulis Jokowi saat masih kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan lulus 1985.
"Font Family garamond, dirilis pertama kali oleh Adobe Garamond pada 1989. Kok bisa ada di lembar pengesahan skripsi Jokowi?,” kata Rismon di X @SianiparRismon, kemarin.
Dalam cuitan tersebut, Rismon juga menyertakan potongan gambar judul skripsi bertuliskan huruf tebal bergaya serif, yang ia curigai sebagai font Garamond.
Rismon mengaku masih terus menelusuri versi Garamond yang dirilis pada era 1990-an hingga awal 2000-an.
Ia tampaknya berusaha memastikan apakah font dalam skripsi Jokowi benar-benar tidak sesuai dengan era penulisan.
“Saya lagi cari Garamond font family tahun 90-an atau awal 2000-an," tandasnya.
Sebelumnya, Bareskrim Polri telah menyatakan bahwa penyelidikan terkait ijazah Presiden Jokowi dihentikan karena tidak ditemukan unsur pidana.
Penyelidikan itu juga dianggap telah memenuhi syarat administratif serta tidak berdasar kuat untuk dilanjutkan ke tahap penyidikan.
Pernyataan itu tercantum dalam Surat Pemberitahuan Perkembangan Penanganan Dumas (SP3D) yang ditandatangani langsung oleh Kepala Biro Pengawasan Penyidikan Bareskrim, Brigjen Pol Sumarto.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: