
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pengakuan terbaru dari Kasmudjo, mantan dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), yang menyatakan bahwa dirinya hanya asisten dosen saat Jokowi menempuh pendidikan di kampus tersebut, memicu perbincangan hangat.
Salah satu akun di platform X, @TahooManTM, melontarkan kritik tajam terhadap UGM dan alumni-alumninya.
Dia menilai, pengakuan Kasmudjo sebagai tamparan keras bagi institusi pendidikan ternama di Yogyakarta itu.
"Pengakuan Pak Kasmudjo yang bilang bahwa ketika Jokowi kuliah dirinya adalah asisten dosen dan bukan dosen pembimbing skripsi ini harusnya jadi tamparan keras buat UGM Yogyakarta," tulis akun tersebut dikutip Kamis (15/5/2025).
Tak hanya menyoroti UGM, akun itu juga menegur para alumni yang tergabung dalam Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA), yang dinilai belum bersuara dalam polemik ini.
“Woyy kawan-kawan KAGAMA, di mana otak dan hati kalian? Malu kita. Bersuaralah,” tandasnya.
Sebelumnya, nama Kasmudjo, pensiunan dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), kembali mencuat ke publik setelah menyampaikan klarifikasi terkait perannya selama Jokowi menempuh pendidikan di kampus tersebut.
Dalam pernyataannya, Kasmudjo menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menjadi dosen pembimbing skripsi Jokowi.
"Bukan sama sekali," ucapnya kepada awak media dikutip pada Kamis (15/5/2025).
Kasmudjo menyatakan bahwa dosen pembimbing skripsi Jokowi kala itu adalah almarhum Prof. Sumitro, bukan dirinya.
Ia menuturkan, saat Jokowi menjalani studi antara tahun 1980 hingga 1985, statusnya di UGM masih sebagai asisten dosen dengan golongan IIIb.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: