
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu kembali menyoroti tajam soal kereta cepat Jakarta-Bandung.
Sorotan dari Said Didu ini datang setelah mengunggah ulang tulisan Anthony Budiawan yang menyoal tentang kereta cepat ini.
“Kereta Cepat Jakarta Bandung Masih Berdarah-Darah,” tulis Said Didu dicuitan akun X pribadinya dikutip Sabtu (12/4/2025).
“Oleh: Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies),” tambahnya.
Sejak mulai beroperasi pada tahun 2023, kereta cepat dengan rute Jakarta-Bandung itu menemuai banyak sekali kesulitan.
Itu terbukti dengan kondisinya saat ini yang harus benar-benar berjuang sejak tahun 2024 lalu.
“12 April 2025 sudah lama tidak terdengar kabar tentang Kereta Cepat Jakarta Bandung yang sudah beroperasi sejak 2023,” tuturnya.
“Yang pasti, kondisi Kereta Cepat Jakarta Bandung tahun lalu tidak menggembirakan sama sekali. Kondisinya tidak baik-baik saja. Sedang berdarah-darah,” lanjutnya.
Salah satu masalah terbesarnya terletak di investasi dan pinjaman yang membengkak.
“Investasi dan Pinjaman. Biaya investasi proyek kereta cepat awalnya disepakati 6,02 miliar dolar AS. Kemudian biaya proyek membengkak (cost overrun). Tidak tanggung-tanggung, cost overrun mencapai 1,2 miliar dolar AS. Sehingga total biaya investasi Kereta Cepat Jakarta Bandung mencapai 7,22 miliar dolar AS. Luar biasa,” jelasnya.
75 persen dari biaya investasi tersebut diperoleh dari pinjaman. Total pinjaman mencapai 5,415 miliar dolar AS
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: