![](https://fajar.co.id/wp-content/uploads/2024/06/Screenshot-2024-06-19-15.49.30.png)
FAJAR.CO.ID — Kepala unit pasukan khusus Korea Selatan, Kolonel Kim Hyun-tae, menyebut prajuritnya menjadi korban yang dimanfaatkan oleh mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun. Pernyataan itu disampaikan Kim dalam konferensi pers di dekat kantor kepresidenan, Seoul, Senin (9/12).
“Pasukan unit 707 adalah korban yang paling malang yang dimanfaatkan oleh mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun,” kata Kim. Ia menegaskan akan bertanggung jawab penuh secara hukum atas tindakan yang dilakukan oleh unitnya.
Grup Misi Khusus 707, yang dipimpin Kim, dikerahkan untuk menyerbu Majelis Nasional setelah Presiden Yoon Suk Yeol mendadak mendeklarasikan status darurat militer, Selasa (3/12). Namun, status itu dibatalkan setelah para legislator sepakat menolak penerapannya.
Kim menyebut dirinya sebagai komandan yang tidak kompeten dan tidak bertanggung jawab, sambil menegaskan bahwa para prajuritnya hanya mengikuti perintah yang diberikan.
Penyelidikan Pengkhianatan
Sementara itu, Kejaksaan telah memulai penyelidikan terhadap mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun atas dugaan pengkhianatan terkait status darurat militer tersebut. Kim diinterogasi pada Minggu (8/12) sebagai bagian dari penyelidikan.
Sejumlah pihak menduga Kim adalah orang yang menyarankan Presiden Yoon untuk mendeklarasikan darurat militer. Namun, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari mantan menteri pertahanan tersebut mengenai tuduhan tersebut.
Grup Misi Khusus 707 dikenal sebagai unit elit militer Korea Selatan. Peristiwa ini memunculkan kekhawatiran atas penyalahgunaan wewenang dalam situasi darurat. (*)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: