Konsumsi Makanan Bakar-bakaran Berisiko Kanker, Benarkah?

1 month ago 23
Ilustrasi Makanan Bakar-bakaran (dok: pinteres by tripzilla indonesia)

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Makanan yang dibakar menjadi salah satu makanan yang sangat diminati, karena memiliki rasa yang khas dan kelezatan tersendiri. Apalagi dinikmati bersama keluarga pada momen pergantian tahun. Namun, siapa sangka olahan jenis ini dapat mengakibatkan risiko kanker yang tentu membahayakan.

Risiko kanker dapat meningkat ketika zat gizi yang dikandung dalam makanan kemudian berubah, dan perubahan ini dapat terjadi jika makanan diolah dengan pembakaran suhu tinggi. Seperti halnya pada protein, kemudian menjadi senyawa karsinogenik yang dapat merusak DNA dan berpotensi besar memicu terjadinya kanker.

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan, karena dampaknya merusak zat gizi pada makanan:

  • Kadar akrilamida

Makanan yang dimasak pada suhu tinggi, seperti dibakar dapat menghasilkan akrilamida.

Zat ini telah diklarifikasika sebagau karsinogen oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC). Semakin tinggi suhu makanan yang dimasak, maka semakin banyak akrilamida yang terbentuk.

  • Tidak matang merata

Makanan yang tidak matang merata pada proses pembakaran, meskipun tetap dikonsumsi namun didalamnya masih ada cacing, larva, dan makhluk hidup lainnya. Yang akibatnya bisa mengganggu kesehatan, salah satunya risiko kanker.

  • Karsinogenik dari lemak

Lemak pada daging yang menetes ke bara api dapat menghasilkan asap dan menyebabkan daging terpapar karsinogen.

  • Karsinogenik dari reaksi protein

Pritein dalam daging, ayam, maupun ikan dapat bereaksi dengan suhu tinggi dan membentuk senyawa karsinogenik, seperti heterocyclic amines (HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH), dua factor ini akan memicu perkembangan sel kanker.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |