FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Tidak henti-hentinya, Muannas Alaidid pasang badan terkait pagar bambu di sepanjang laut PIK 2 yang terus banjir sorotan.
Dikatakan Konsultan hukum proyek pembangunan PIK 2 dan PSN ini, apa yang menjadi pemicu keributan itu tidak seperti yang dibayangkan.
"Pagar bambu puluhan kilometer ditangerang itu tampak dibuat secara alami," ujar Muannas dalam keterangannya di X @muannas_alaidid (14/1/2025).
Lebih lanjut, Muannas mengatakan bahwa bentuk dari pagar bambu itu berbeda-beda sesuai peruntukan nelayan setempat.
"Cek modelnya di sepanjang pesisir pantai Kronjo sampai Teluknaga, ada yang bambu tertancap berdiri tegak, dibuat menyilang hingga dipasang jaring di atasnya," cetusnya.
Diterangkan Muannas, tujuan patok bambu dibuat berdasarkan pengakuan nelayan yang ditemuinya jgn memecah gelombang.
"(Juga) Menahan abrasi, mitigasi tsunami, sebagai penghasilan tambahan mencari kerang laut," imbuhnya.
Kata Muannas, mengenai keabsahan pengakuan para nelayan, ia menantang para kritikus bertanya langsung kepada yang memasang.
"Setidaknya beda dengan pagar yang ditemukan di laut Bekasi yang sudah diurug dan masuk alat berat," tandasnya.
Sebelumnya, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, kembali komentar terkait keberadaan pagar laut sepanjang 30 kilometer di wilayah Banten.
Ia menduga keberadaan pagar tersebut melibatkan pengembang besar, PIK 2, yang didukung oleh kekuatan pemerintahan dan aparat penegak hukum.
"Kenapa (agar 30 km) tidak bisa dibuka, kenapa aparat takut membuka? Dan kenapa tidak bisa diketahui siapa yang melakukan pemagaran?," ujar Said Didu dalam keterangannya di X @msaid_didu (13/1/2025).
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: