
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan menghentikan sementara Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang berlangsung di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Penghentian selama satu bulan ini bertujuan untuk evaluasi menyeluruh setelah terungkapnya kasus kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh peserta program, PAP (31).
“Jadi, pemerintah sangat prihatin atas kejadian itu. Kami sudah melakukan koordinasi dengan rumah sakit dan lembaga pendidikan,” ujar Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono saat ditemui di Jakarta, Kamis.
Langkah penghentian sementara program pendidikan ini, menurut Dante, bertujuan untuk memperkuat pengawasan dan perbaikan sistem pelatihan di lingkungan akademik dan rumah sakit.
Ia menambahkan bahwa proses pendidikan tersangka PAP telah dihentikan. Kementerian juga telah mengajukan permohonan kepada Konsil Kesehatan Indonesia agar mencabut Surat Tanda Registrasi (STR) PAP.
“Sehingga tersangka tidak ada izin berpraktik lagi,” ujarnya.
Sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh, Kementerian Kesehatan juga akan mewajibkan pemeriksaan kesehatan mental bagi seluruh peserta program pendidikan dokter spesialis. Pemeriksaan tersebut akan menggunakan tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) bekerja sama dengan kolegium anestesi.
“Tes mental untuk peserta pendidikan (dokter spesialis) tidak hanya mereka pintar, tapi juga sehat secara jasmani dan rohani supaya mereka bisa melaksanakan tugas dokter yang mulia itu,” kata Dante.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: