FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat media sosial sekaligus dokter, Eva Sri Diana, memberikan tanggapan tegas terkait kasus pemukulan dokter koas di Palembang yang diduga bermula dari permasalahan jadwal jaga.
Eva yang juga seorang dosen di sebuah Fakultas Kedokteran (FK) menyoroti aspek etika sebagai inti dari profesi medis.
"Saya yang juga sebagai Dosen FK, sudah memberi nilai minus untuk mahasiswi ini," ujar Eva dalam keterangannya di aplikasi X @DrEvaChaniago (13/12/2024).
Dikatakan Eva, seorang dokter sejatinya dididik soal sikap atau attitude. Sebab itu merupakan hal yang paling penting untuk dimiliki setiap orang.
"Dokter itu dididik terutama soal eticut. Ilmu boleh kurang-kurang sedikit, asal eticut baik, pasti tetap bisa menyelesaikan pedidikan," lanjutnya.
Menurut Eva, jika seseorang merasa kurang ilmu pemahaman, hal itu bisa dibenahi dengan banyak belajar. Beda ketika seseorang bermasalah pada attitudenya.
"Kalau eticut yang kurang, dimanapun berada akan sulit diterima. Sesama rekan saja bisa sampai mencederai, apalagi konon nanti menghadapi pasien, masyarakat banyak," cetusnya.
Eva mengkritik keterlibatan orang tua dalam masalah internal pendidikan dokter muda tersebut.
"Soal jaga malam adalah urusan pendidikan, sangat tidak pada tempatnya sampai ikut campur orang tua, apalagi sampai pakai main pukul, pakai centeng pula," Eva menuturkan.
Ia menilai tindakan pemukulan yang dilakukan dengan melibatkan pihak luar sangat tidak pantas.
"Jadi bukan orang tua si mahasiswi ini saja yang salah, tapi juga mahasiswinya," cetusnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: