![](https://fajar.co.id/wp-content/uploads/2025/01/IMG-20241231-WA0042.jpg)
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Salah satu penyakit yang menjadi keluhan anak muda saat ini ialah usus buntu, adapun angka kejadian usus buntu di Indonesia berkisar 24,9 kasus per 10.000 populasi.
Usus buntu merupakan penyakit yang terjadi ketika apendiks, atau kantung kecil yang terletak di usus besar mengalami peradangan.
Organ usus buntu merupakan sebuah usus kecil yang tidak memiliki fungsi, berbentuk jaei yang melekat pada usus besar di sebelah kanan bawah rongga perut.
Walaupun tidak memiliki fungsi, ketika ada sumbatan di daklamnya akan berbahaya. Adanya sumbatan di usus sehingga bisa menyebabkan peradangan, yang bisa terjadi karen.
Hal ini dipengaruhi ketika tinja yang mengeras, tumor, dan infeksi.
Adapun gejala jika mengalami penyakit usus buntu diantaranya mendadak nyeri perut kanan bawah, nyeri perut sekitar pusar, nyeri saat batuk maupun bergerak, mual hingga muntah, kehilangan nafsu makan, demam, dan diare.
Radang usus buntu kronis yang tidak segera terdeteksi bisa menyebabkan gejala yang lebih parah, seperti sakit perut menyeluruh yang tidak tertahan, perut membengkak, dan demam yang tiba-tiba tinggi.
Radang usus buntu tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Sebagian kasus usus buntu yang ringan bisa sembuh dengan terapi obat antibiotik dan pereda gejala. Namun, penyakit ini sering kali akan menjadi lebih parah jika tidak diobati dengan tepat.
Radang usus buntu yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi seperti muncul nanah, cairan, terbentuknya lubang kecil di usus buntu, pecah dan menyebabkan sepsis atau penyebaran infeksi ke selaput dinding perut (peritonitis).
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: