Anthony Budiawan
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, bicara soal beredarnya narasi tentang Debat Kusir Whoosh oleh Laksamana Sukardi.
Dikatakan Anthony, narasi tersebut ramai tersebar di berbagai grup WhatsApp, dan menurut Anthony, isinya bersifat menyesatkan atau misleading.
“Membandingkan proyek kereta cepat harus apple to apple, harus dengan proyek sejenis. Pihak yang mengkritisi proyek kereta cepat sejauh ini tidak membandingkan proyek KCJB secara objektif dengan proyek sejenis,” ujar Anthony kepada fajar.co.id, Kamis (13/11/2025).
Ia menjelaskan, para pengkritik kerap mengabaikan kompleksitas medan yang dilalui jalur Kereta Cepat, termasuk kontur wilayah Jakarta-Bandung yang melewati daerah pegunungan.
Anthony mencontohkan, jika mau dibandingkan, proyek KCJB seharusnya disandingkan dengan proyek Maglev Chuo Shinkansen yang menghubungkan Tokyo-Nagoya di Jepang.
Namun menurutnya, perbandingan itu pun tetap tidak seimbang.
“Masalahnya, Chuo Shinkansen Tokyo-Nagoya juga tidak dapat dibandingkan dengan KCJB. Bahkan lebih parah," Anthony menuturkan.
"Bukan hanya medan konstruksi yang berbeda, teknologi kedua kereta cepat tersebut juga berbeda jauh, bagaikan bumi dan langit, bagaikan membandingkan macan dengan kucing,” tambahnya.
Anthony kemudian merinci sejumlah faktor yang membuat kedua proyek itu tidak bisa dibandingkan langsung.
"Pertama, teknologi kereta cepat Maglev (Magnetic Levitation) yang terbang melayang jauh lebih canggih dan kompleks dibandingkan dengan teknologi kereta cepat yang bergerak di atas roda, nothing to compare," sebutnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

















































