Bahaya Camilan Manis untuk Anak, Dr Piprim Ungkap Dampak Jangka Panjangnya

7 hours ago 3
Dokter anak Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), saat ditemui usai ujian terbuka promosi doktornya, di Jakarta, Selasa (20/5/2025). (ANTARA/Sri Dewi Larasati) Dokter anak Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), saat ditemui usai ujian terbuka promosi doktornya, di Jakarta, Selasa (20/5/2025). (ANTARA/Sri Dewi Larasati)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dokter anak lulusan Universitas Indonesia, Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), menilai bahwa kebiasaan orang tua menenangkan anak yang sedang menangis dengan memberikan snack atau camilan manis adalah hal yang keliru.

"Itu pola makan yang keliru, itu orang tua harus paham masalah ini, bahwa snack itu bukannya menyehatkan anak tapi pada gilirannya dia akan tertimpa banyak masalah di antaranya obesitas sentral," kata Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), saat ditemui usai ujian terbuka promosi doktornya, di Jakarta, Selasa (20/5).

Dokter yang menjabat sebagai Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu menjelaskan bahwa obesitas pada anak salah satu faktornya adalah pola makan. Selain karena overnutrisi, konsumsi nutrisi tinggi gula dan tepung juga menjadi penyebab.

"Anak yang makan manis, minuman manis, makanannya yang sifatnya snack-snack itu akan memicu makan lagi, makan lagi, makan lagi," jelasnya.

Menurutnya, pemberian protein hewani pada anak dapat memberikan rasa kenyang yang mencegah makan berlebihan.

Sebaliknya, mengonsumsi makanan dan minuman manis serta tinggi tepung dapat menyebabkan gula darah melonjak tinggi, sehingga anak mengalami kondisi "craving" atau dorongan untuk terus-menerus makan.

"Minum manis, snack-snack yang tepung tinggi itu membuat gula darah kemudian cepat turun lagi, lapar lagi, dia butuh snack lagi itu terus aja kayak gitu sehingga anak itu obesitas. Selain kurang gerak ya," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kebiasaan memberikan anak pola makan yang salah seperti itu dapat memengaruhi kondisi emosional anak dan memicu berbagai penyakit kronis.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |