
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Lemahnya koordinasi dan sinkronisasi data antara kementerian dan lembaga terlihat pada rapat di Komisi XII DPR RI. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN berbeda. Ironisnya, tidak ada koordinasi jelang rapat untuk menyamakan data.
Berdasarkan data yang dimiliki Kementerian ESDM dan PLN, jumlah desa penerima bantuan listrik sangat jauh berbeda. Hampir dua kali lipat bedanya.
Mengacu data Dirjen Ketenagalistrikan ESDM, ada 5.600 desa yang terdata sebagai calon desa penerima bantuan listrik. Sementara data PLN, penerima bantuan lebih besar lagi. Ada 10.000 desa yang terdaftar sebagai penerima bantuan.
Perbedaan data ini sontak memicu kemarahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Dia tak dapat menahan amarahnya di hadapan para anggota DPR.
Kemarahan Bahlil ditujukan kepada Direktur Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan ESDM Jisman Hutajulu dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo akibat perbedaan data desa penerima bantuan listrik tersebut.
Bahlil bahkan sampai mengumpat dan terkesan “mengancam” dirjennya yang dinilai tidak becus menyediakan data penerima bantuan listrik.
Kemarahannya Bahlil setelah mengetahui adanya perbedaan data jumlah desa penerima bantuan listrik.
Bahlil mengatakan, mengacu data ESDM, ada 5.600 desa yang terdata sebagai calon desa penerima bantuan listrik.
Data berbeda justru dimiliki PLN. Perbedaannya hampir dua kali lipat. Data milik PLN menyebut ada 10.000 desa calon penerima bantuan listrik.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: