
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Jurnalis Investigasi Dandhy Lansono mengungkap kondisi bahaya di Pulau Enggano, Bengkulu. Ribuan orang terisolasi.
“S.O.S dari Pulau Enggano !!! Sudah 4 bulan pulau berpenduduk 4.000 jiwa ini terisolasi,” kata Dandhy dikutip dari unggahannya di X, Jumat (20/6/2025).
Saat ini, Dandhy mengatakan orang di Enggano sakit. Sementara sembako dan ekonomi berangsur sekarat.
“Orang sakit, pasokan sembako, dan ekonomi lokal, pelan-pelan sekarat. Hasil panen membusuk,” ujarnya.
Dandhy juga menyampaikan kondisi di sana, berdasar dari pesan yang dituliskan seorang jurnalis yang berada di sana.
“Pesan ini ditulis oleh jurnalis Harry Siswoyo yang sedang berada di Enggano,” tulis Dandhy.
"Sejak Maret 2025, transportasi laut menuju Pulau Enggano terhenti akibat dangkalnya alur Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu.
Berhentinya angkutan kapal penumpang dan barang menuju Pulau Enggano yang terletak 150 mil laut di Samudera Hindia ini, membuat pulau ini terisolir.
Orang-orang terkurung. Warga yang kritis terpaksa bertahan. Sejumlah warga Enggano sudah mendesak agar ada kapal alternatif untuk mereka. Namun tak pernah diwujudkan.
Menurut warga pulau, pemerintah Bengkulu hanya menunggu proses keruk alur selesai. Padahal, jika memang hendak membantu warga di pulau Enggano maka ada banyak kapal alternatif yang bisa membantu mendistribusikan hasil bumi dan orang atau warga yang kritis.
Hingga pekan pertama Juni 2025, Kapal Ferry Pulo Tello baru bisa berlayar ke Enggano. Ratusan orang bisa dibawa ke kota. Karena pelabuhan belum normal. Mereka akhirnya bersandar di tengah laut dan dipindahkan menggunakan kapal Basarnas.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: