IPOC 2025: Update Terkini EUDR, Tantangan Sawit, dan Permintaan Minyak Nabati India

2 hours ago 6

FAJAR.CO.ID, BALI -- Hari kedua pelaksanaan 21st Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2025 menghadirkan rangkaian diskusi yang mempertegas dinamika industri sawit global.

Dua pembicara internasional menyoroti isu berbeda. Mulai dari gelombang regulasi Uni Eropa hingga tantangan suplai minyak nabati di India. Namun keduanya sama-sama menekankan pentingnya inovasi, kolaborasi, dan narasi yang lebih kuat dari negara produsen.

Adjunct Professor dari John Cabot University Roma, Pietro Paganini, membuka sesi dengan paparan berjudul “EUDR and Beyond: Navigating New Frontiers for Palm Oil”. Ia menegaskan bahwa problem utama industri sawit bukan terletak pada kemampuan produksi, melainkan pada bagaimana komoditas ini dipersepsikan di tingkat global.

“Kelapa sawit adalah komoditas paling produktif dan paling inklusif, tetapi ironisnya punya reputasi paling buruk,” ujar Paganini di BICC The Westin Nusa Dua, Jumat, (14/11/25).

Menurutnya, adanya kesenjangan antara fakta dan persepsi membuat sawit kerap menjadi kambing hitam isu lingkungan, padahal kontribusinya terhadap pengentasan kemiskinan, pemenuhan gizi, serta efisiensi lahan sangat signifikan.

Terkait EU Deforestation Regulation (EUDR), Paganini menyebut kebijakan itu sebagai permulaan dari era baru standar pasar global.

“Nol deforestasi dan keterlacakan penuh akan menjadi standar baru pasar global. EUDR membuka perlombaan global untuk membangun kepercayaan dan inovasi,” tegasnya.

Ia menyambut positif masa trial 24 bulan, transisi satu tahun untuk petani kecil, serta pembentukan komunitas praktik dan komite pengarah sebagai kompromi realistis agar implementasi dapat berlangsung inklusif.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |