
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor ritel terhadap mekanisme dan cara kerja obligasi di pasar sekunder. Data statistik Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per akhir Maret 2025 menunjukkan jumlah investor ritel untuk SBN baru mencapai 1,19 juta investor, lebih rendah dibandingkan jumlah investor pasar modal yang telah mencapai 15,7 juta investor, jumlah investor saham 6,7 juta investor dan jumlah investor reksa dana 14,8 juta investor. Selain itu, minimnya transparansi harga serta keberadaan biaya tersembunyi menjadi salah satu hambatan yang menghalangi investor untuk memaksimalkan potensi keuntungan mereka.
Melihat kondisi ini, PT Indo Premier Sekuritas, yang dikenal sebagai jawara obligasi dan telah berkiprah sebagai underwriter sejak 2003, kini “turun gunung” untuk menjual obligasi secara langsung kepada investor ritel melalui platform IPOT Bond.
Sebagai underwriter obligasi terbaik, Indo Premier berhasil menduduki peringkat pertama di Bloomberg League Table untuk penerbitan Obligasi dan Sukuk Rupiah selama 8 tahun berturut-turut (2017–2024) dan menjadi penguasa pasar dengan market share sebesar 15,15% pada 2024. Konsistensi Indo Premier dalam meningkatkan volume transaksi penerbitan obligasi dan sukuk mencerminkan dominasinya yang selaras dengan perkembangan tren pasar serta kontribusinya yang signifikan terhadap aktivitas pasar obligasi setiap tahunnya.
Baik sebagai Sole Lead Underwriter maupun Joint Lead Underwriter, Indo Premier telah menjadi penjamin terpercaya untuk penerbitan obligasi berbagai perusahaan dengan nilai yang fantastis. Hingga 2024 Indo Premier telah menerbitkan 89 penerbitan yang terdiri atas 62 obligasi, 17 sukuk, 5 USD Bonds, 3 Green Bond dan 2 Perpetual Note dengan nilai emisi Rp 87,4 Triliun dan porsi Indo Premier mencapai Rp 21,4 Triliun.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: