
FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Profesor Harry Truman Simanjuntak, memastikan dirinya keluar dari Tim Penulisan Ulang Sejarah Indonesia.
Menurutnya terdapat beberapa kejanggalan dalam penulisan sejarah yang dipimpin oleh Kementerian Kebudayaan.
Keputusan yang diambil tidak serta merta melainkan penemuan itu memperkuat alasannya karena terjadi dalam proses penulisan ulang yang akan dituangkan dalam Buku Sejarah Nasional Indonesia (SNI).
Meskipun awalnya, ia sangat antusias, karena telah mempertimbangkan bahwa pandangan baru dan pembaharuan data memang sangat perlu untuk dilakukan di bidang keprasejarahan.
Namun, diskusi yang dianggap sangat rumit dan sangat berbelit-belit disertai kejanggalan, membuat Truman memutuskan untuk keluar.
"Tapi diskusi dan diskusi berlanjut-berlanjut begitu saya melihat banyak kejanggalan." kata Truman, dikutip Jumat (20/6/2025).
Berikut rentetan kejanggalan yang ditemukan oleh Truman.
- Waktu Rapat Singkat
Rapat persiapan baru dimulai akhir November, dan rapat konsepsi baru digelar Januari 2025, namun penulisan ulang sejarah itu ditargetkan rampung pada Juni 2025.
Kejanggalan ini diangkat oleh Truman, berdasarkan pengalaman pribadinya, karena ia membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan satu buku.
"Sepuluh tahun paling tidak prosesnya hingga menghasilkan sebuah buku. Saya waktu itu menyatakan, kok bisa secepat itu saya bilang, apakah mungkin?," ujar Truman
"Tapi yang lain meyakinkan betul, oke karena ini bukan data baru, bukan mulai dari nol dan sebagainya. Oke, saya ikuti itu," sambungnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: