Mati-matian Bela Soeharto, Jejak Digital Dedek Prayudi Kembali Diungkit

2 hours ago 6
Eks Jubir PSI Dedek Prayudi.--Twitter/@Uki23

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Debat kasir di media sosial kembali terjadi sepurane gelar Pahlawan Nasional Presiden ke-2, Soeharto.

Kali ini melibatkan Pegiat Media Sosial Chusnul Chotimah dan elite Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi.

Chusnul melancarkan serangan terhadap Dedek Prayudi yang dinilainya membelaSoeharto namun lupa dengan jejak digitalnya sendiri.

Ia mengunggah tangkapan layar berisi serangkaian cuitan lama dan baru dari Dedek Prayudi yang membahas Soeharto.

"Ada yg lagi belain Soeharto di X tapi lupa dgn jejak digitalnya," kata Chusnul (14/11/2025).

Chusnul kemudian menyinggung inkonsistensi dalam pernyataan Dedek Prayudi.

Dedek Prayudi kini seolah membela Soeharto dan mempertanyakan pemfitnahan, justru sebelumnya pernah menegaskan status Soeharto sebagai Diktator Terkorup Abad 20 berdasarkan rilis Transparency International.

Sebelumnya, Pengacara sekaligus pegiat media sosial, Nazlira Alhabsy, merespons polemik pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto.

Ia menyindir publik yang masih sibuk memperdebatkan sosok mantan presiden yang telah wafat, sementara ada pemimpin yang masih hidup justru lolos dari jerat keadilan.

“Kalian ribut soal bagaimana negara menyikapi mantan presiden yang telah tiada,” ujar Nazlira di X @Naz_lira (12/11/2025).

“Padahal dibutuhkan ratus kali lipat energi guna meluruskan negara menyikapi mantan presiden yang belum mati,” tambahnya.

Dikatakan Nazlira, tidak penting lagi apakah publik menyukai atau membenci sosok yang telah tiada, sebab urusan mengadili mereka sudah menjadi kewenangan Sang Pencipta.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |