![](https://fajar.co.id/wp-content/uploads/2024/08/Screenshot-2024-08-17-12.56.29.png)
Oleh: Heru Subagia
(Pengamat Politik dan Ekonomi)
Kongres PDI-P ke-6 rencananya akan diadakan pada 2025. Namun kepastian kapan dan di mana akan dilangsungkan masih menjadi tanda tanya.
Hal yang menarik dalam Kongres PDI-P tersebut adalah diduga ada intervensi atau cawe-cawe oleh pihak ke-3 untuk mengobok-ngobok pelaksanaan kongres.
Hal tersebut disampaikan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang tidak menepis adanya upaya-upaya dari Presiden ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi), mengobok-obok kongres melalui suksesi sekretaris jenderal untuk menggantikan Hasto Kristiyanto.
Melalui Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus memberikan catatan jika Jokowi yang mengacak-acak PDIP lewat pergantian sekjen PDIP di kongres. Penulis bahkan berasumsi jika Jokowi juga bermain api dalam isu pergantian Ketua Umum PDI-P.
Isu Pergantian Ketum
PDI-P yang telah memenangkan pileg 3 kali berturut-turut( 2015-2019-2024) harus menghadapi tantangan dan ancaman yang vulgar dan misterius.
Dalam Kongres PDI-P ke-6 tersebut, akankah Reformasi politik di internal partai PDIP akan berembus? Seberapa penting dan urgent isu atau wacana untuk menggantikan posisi Ketua Umum PDIP?
Jika PDI-P sepakat untuk menggulirkan wacana transisi kepemimpinan, siapkan calon Ketua Umum dalam Kongres ke-6 tersebut? Dan siapa juga yang akhirnya layak menjadi Ketum PDIP untuk memimpin PDIP 5 tahun ke depan ?
Kepemimpinan Ideologis
Penulis menekankan adanya kebutuhan transformasi ideologi, setidaknya adanya pergeseran ideologi menuju ideologi transformasi yang moderat. Perlu digaris bawahi , sudah menjadi model kepemimpinan yang baku di internal PDI-P jika Ketua Partai umum sekarang ini rata-rata kepemimpinannya sangat ideologis, baik cara keterpilihan dan kepemimpinannya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: